Transaksi China Anjlok di Trade Expo Indonesia 2023, Ini Biang Keroknya!

artikel 1

Nilai transaksi China dalam gelaran Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38 turun drastis dan kalah dari negara lain seperti India dan Malaysia. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencatat nilai transaksi China pada TEI 2023 sebesar US$5,59 miliar atau berada di posisi ketiga. Di urutan pertama ada India dengan nilai transaksi sebesar US$7,58 miliar dan di urutan kedua ada Malaysia dengan transaksi US$6,32 miliar. Nilai transaksi Negeri Tirai Bambu dalam gelaran TEI tahun ini turun hingga 47,75% dibandingkan transaksi pada TEI ke-37 tahun lalu sebesar US$10,7 miliar. Pada TEI 2022, China menempati urutan pertama sebagai pembeli dengan nilai transaksi terbesar, kemudian diikuti India US$1,5 miliar.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Didi Sumedi, membeberkan sejumlah kemungkinan penyebab dari anjloknya transaksi China di TEI kali ini. Menurut Didi, di China saat ini juga tengah gencar menggelar pameran bisnis skala internasional hingga adanya perebutan buyer antar expo. “Salah satunya mungkin karena mereka gencar sekali muncul expo internasional sehingga buyer lokal mereka selalu ada dan kemudian banyak terserap ke expo di dalam negerinya. Saya curigai itu yang jadi penyebabnya,” ujar Didi saat ditemui di Kantor Kemendag, Rabu (20/12/2023).

Menurutnya, gencarnya China menggelar expo skala internasional di dalam negerinya juga menjadi upaya mereka menggeliatkan ekonomi negaranya.

Selain itu, ekonomi China yang melambat, juga diduga menjadi faktor transaksi China di TEI 2023 melorot.
“Ekonomi mereka yang saat ini slow down, caranya mereka gitu, China itu luar biasa agresif melakukan expo,” tuturnya.
Oleh karena itu, untuk menarik kembali buyer dari China pada TEI tahun depan, Kemendag tengah menyiapkan sejumlah langkah. Didi menyebut, rebranding TEI jadi salah satu yang utama.
Menurutnya, pihaknya telah merencanakan untuk melakukan perbaikan baik dari sisi tampilan pameran, paket meeting dan berbagai inovasi lainnya untuk menarik lebih banyak lagi buyer bertransaksi di TEI.

“Kita ingin rebranding TEI itu yang penting, harus kita berikan inovasi lagi,” ucapnya.

Didi menyebut pembelian terbanyak dari China pada TEI ke-38 yaitu produk batu bara. Secara total, nilai penjualan batu bara pada TEI ke-38 tercatat mencapai US$13,8 miliar atau sekitar 45,2% dari total keseluruhan transaksi sebesar US$30,5 miliar.

Selain batu bara, produk lainnya yang menyumbang nilai transaksi terbesar lainnya yakni chemical dan organic chemical sebesar US$3,73 miliar, produk manufaktur lainnya US$3,35 miliar, formal work force sebesar US$2,7 miliar dan produk elektronik sebesar US$652,62 juta. “Transaksi yang terjadi didukung dari kegiatan business matching sebesar US$20 juta, dari penandatanganan MoU sebesar US$24,37 miliar, dan transaksi harian pameran US$6,11 miliar,” beber Didi. Sebelumnya, berdasarkan catatan Bisnis.com, Kamis (5/10/2023), Kementerian Perdagangan (Kemendag) masih mengharapkan China sebagai negara dengan nilai transaksi terbesar di Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38, meski perekonomian Negeri Tirai Bambu itu tengah lesu. “Tahun ini kita masih mengharapkan China masih menduduki posisi penting dalam Trade Expo Indonesia,” kata Didi.